Kolom Sultra

Dinas Cipta Karya Sultra Monitoring Pembangunan Jembatan Darurat di Konut

16
×

Dinas Cipta Karya Sultra Monitoring Pembangunan Jembatan Darurat di Konut

Sebarkan artikel ini
Martin Effendi Patulak didampingi ASN di dinas saat memantau langsung kesiapan pembangunan Jembatan Darurat di Wiwirano Konut. (Foto: Ist/KR)

KOLOMRAKYAT.COM: KENDARI – Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sultra, Martin Effendi Patulak memonitoring langsung progres pembangunan jembatan darurat di Desa Padalere Utama, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Jumat (2/5/2025).

Pembangunan ini merupakan langkah tanggap darurat untuk mengatasi kemacetan dan gangguan akses transportasi akibat jembatan lama yang terendam banjir.

Pejabat Eselon II yang pernah menjabat Kadis Sosial, menyampaikan, hasil monitoring menunjukkan seluruh material untuk pembangunan telah tersedia dan siap digunakan di lokasi.

Baca Juga :  Karantina Sultra Tolak Kambing Tanpa Dokumen Karantina Masuk Lewat Pelabuhan Wakatobi

“Rangka jembatan terdiri dari tiga segmen, yakni dua segmen sepanjang 9 meter dan satu segmen sepanjang 18 meter. Semuanya sudah berada di lokasi pembangunan. Selain itu, bronjong dan 80 batang tiang panjang dari kayu besi dengan panjang 5 meter juga telah disiapkan,” terang Martin.

Tiang-tiang panjang tersebut akan digunakan sebagai fondasi abutmen dari bronjong berisi batu gunung. Elevasi jembatan direncanakan mencapai 1,5 hingga 2 meter dari permukaan jalan saat ini untuk menghindari potensi genangan air.

Baca Juga :  Kolonel Laut (P) Dedi Wardana jadi Danlanal Kendari, Sertijab di Lantamal VI Makassar

“Dalam kondisi saat ini, jembatan lama terendam hingga 50 cm. Kami menargetkan pembangunan jembatan darurat ini selesai dalam waktu satu minggu agar arus lalu lintas dapat kembali lancar,” ujarnya.

Martin juga menambahkan bahwa kondisi tanah di lokasi sangat labil karena berada di atas lapisan lumpur, yang menyebabkan badan jalan terus menurun. Sebagai solusi jangka panjang, diperlukan pembangunan jalan layang atau jembatan permanen.

“Untuk jembatan definitif dibutuhkan anggaran besar, lebih dari Rp100 miliar, karena harus dibangun jalan layang sepanjang sekitar 300 meter, mengingat kedalaman tanah lunak mencapai 25 meter,” ujarnya.

Baca Juga :  DPC Hiswana Migas Sultra Pastikan BBM Jenis Pertalite Yang Dijual SPBU Sesuai Spesifikasi

Pembangunan jembatan darurat ini merupakan kerja samaantara Pemprov Sultra dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN). Rangka jembatan disediakan oleh BPJN, sementara mobilisasi, pemasangan, serta penyediaan material pendukung ditangani oleh Pemprov Sultra.

“Ini merupakan respons cepat terhadap kondisi darurat. Kami berharap pembangunan ini bisa menjadi solusi sementara sambil menunggu pembangunan jembatan permanen,” pungkas Martin.

 

 

Editor: Hasrul Tamrin

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!