KOLOMRAKYAT.COM: KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Sultra) merupakan daerah pertama yang menggencarkan penerapan program kurikulum Merdeka Belajar bagi SMA, SMK dan sederajat yang digagas oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, meski baru akan diterapkan 2024 mendatang.
Sulawesi Tenggara telah gencar-gencarnya merumuskan program Merdeka Belajar di sekolah-sekolah sejak tahun 2021 silam. Meskipun demikian, Provinsi Sultra juga merupakan salah satu daerah yang justru tidak mendapatkan anugerah Merdeka Belajar, dari berbagai indikator penghargaan yang dinilai oleh Kemendikbud.
Baru-baru ini tepatnya 29 Mei 2023, Kemendikbud telah memberikan anugerah kepada pemerintah daerah dalam menyambut penerapan program kurikulum Merdeka Belajar dari berbagai kategori, diantaranya transformasi anggaran dan regulasi, transfer pembelajaran, transformasi sumber daya manusia pendidikan, program Indonesia pintar, dan transformasi digital. Tapi disayangkan, nama daerah Provinsi Sultra menjadi daerah yang tidak keluar dalam penganugerahan tersebut.
Merespon hal itu, Anggota Komisi IV DPRD Sultra, Sudarmanto Saeka, mengatakan dalam rangka menerapkan kurikulum tersebut maka pemerintah daerah harus meningkatkan kompotensi guru, sarana dan prasarana pendidikan dalam hal menunjang pendidikan.
Pasalnya, menurut politikus NasDem ini yang akan melaksanakaan program kurikulum Merdeka Belajar adalah guru-guru dan yang mendidik generasi penerus bangsa juga tenaga pendidik.
“Ada dua hal yang harus dipenuhi untuk merespon program ini, fasilitas penunjuang pembelajaran dalam hal ini sarana dan prasarana pembelajaran. Kedua kesiapan mental atau komptensi guru-guru, karena mereka yang akan mendidik anak-anak kita,” tegasnya saat ditemui di gedung dewan, Rabu (7 Juni 2023).
Sudarmanto menuturkan, hal yang paling utama dalam rangka membentuk karakter peserta didik adalah kurikulum, karena mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan memimpin daerah. Namun berbicara Merdeka Belajar bukan hanya pada kurikulum tetapi yang utama adalah managemen sekolah dalam hal penunjang pembelajaran.
“Daerah kita khususnya sektor pendidikan ini banyak hal yang harus dibenahi. Sehingga kita betul-betul sudah siap melaksanakan kurikulum merdeka belajar ini. Karena ada beberapa sekolah di Kota Kendari yang notabenenya sebagai sekolah rujukan, sekolah percontohan tetapi faktanya sarana dan prasana serta fasilitas penunjang pendidikan belum memadai. Sehingga saat ini menurutku belum bisa menuju dalam kurikukum merdeka belajar itu,” bebernya.
Dengan demikian, ia berharap ketika Gubernur Ali Mazi yang telah mencanangkan kurikulum itu, maka harus meningkatkan kompetensi guru-guru dan memperhatikan penunjang pendidikan.
“Kita harus respon positif, tetapi dua hal itu harus diperhatikan untuk kebaikan generasi penerus kita,” tandasnya.
Editor: Hasrul Tamrin
ini tampilan gambar iklan: ini tampilan gambar iklan: