KOLOMRAKYAT.COM: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menyatakan dukungannya terhadap pembangunan Sekolah Rakyat yang jadi salah satu program Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Program pemerintah apa pun, kami dukung. Begitu datanya ada, kami bisa langsung proses. Ambil yang memungkinkan dan bisa digunakan, termasuk yang nanti akan disertipikasi untuk Sekolah Rakyat. Kalau tanahnya berbeda-beda, kami sesuaikan dengan kebutuhan,” ucap Menteri Nusron dalam press release Biro Hubungan Masyarakat Kementerian ATR/BPN yang diterima media ini, Minggu (4/5/2025).
Nusron menekankan pentingnya pelaksanaan yang cepat dan tepat sasaran dalam penyediaan lahan, sekaligus mengingatkan agar tidak menggunakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Menteri Nusron ingin koordinasi ke depannya dilakukan secara efisien dan langsung menyentuh substansi. Secara teknis, ia juga menyoroti pentingnya kejelasan status hukum atas tanah.
“Apakah itu Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Pengelolaan (HPL) atau bentuk lain, harus jelas. Jangan sampai terjadi tumpang tindih aset. Kalau tanah milik Kemensos, tapi bangunan lembaga milik lain, bisa menimbulkan konflik,” ucapnya.
Sementara Menteri Sosial, Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa pada dasarnya kebutuhan tanah untuk Sekolah Rakyat merupakan usulan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Namun, ditemukan banyak tanah tersebut yang belum memiliki sertifikat.
“Kami berharap, hal ini akan menjadi perhatian Menteri Nusron karena Pak Presiden menargetkan bahwa jika tanahnya bersih dan bersih, pembangunan akan dimulai pada bulan Juli ini,” jelasnya.
Menteri Sosial sudah menyerahkan dokumen laporan perkembangan Sekolah Rakyat kepada Menteri Nusron. Rencananya, Sekolah Rakyat itu sendiri akan dibangun sebanyak 200 sekolah (SD, SMP, SMA) yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat kurang mampu dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.
Editor: LM Nur Alim