KOLOMRAKYAT.COM: KENDARI – Puluhan orang yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa Progresif Sulawesi Tenggara (Jamprof Sultra) melakukan demonstrasi di sekitar Gedung Rektorat Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Jumat (2 Mei 2025) sore.
Demo itu dilakukan ditengarai karena Rektor UHO Prof. Muhammad Zamrun Firihu diduga terlibat cawe-cawe dalam pemilihan Rektor (Pilrek) UHO Periode 2025-2029 dan nilai tidak berintegritas sebagai seorang pucuk pimpinan perguruan tinggi negeri.
Koordinator Aksi, Fardin Nage, mengatakan pendidikan merupakan fondasi utama kemajuan bangsa. Di dalamnya tertanam nilai-nilai integritas, kejujuran, keadilan dan tanggung jawab moral yang harus dijaga oleh setiap pemangku kepentingan pendidikan.
Dia juga menegaskan bahwa jelas termaktub pada momentum Hari Pendidikan Nasional yang selalu peringati setiap 2 Mei menjadi pengingat bersama bahwa pendidikan bukan hanya soal mentransfer pengetahuan, tetapi membentuk karakter dan membangun peradaban. Oleh karena itu, seluruh proses yang berlangsung di dunia pendidikan, termasuk pergantian kepemimpinan di perguruan tinggi, harus mencerminkan nilai-nilai luhur tersebut.
Dalam konteks pendidikan tinggi, pemilihan Rektor bukanlah sekedar agenda rutin kelembagaan, melainkan tonggak penting yang menentukan arah dan martabat universitas. Proses ini seharusnya mencerminkan prinsip meritokrasi, profesionalisme dan akuntabilitas publik.
“Sayangnya, kami memandang bahwa proses pemilihan Rektor di Universitas Haluoleo kali ini sedang menghadapi tantangan serius. Kami menilai bahwa ada cawe-cawe dalam bentuk apapun dari Rektor yang masih aktif dalam bentuk apapun dari rektor yang masih aktif merupakan tindakan yang kurang etis dan berpotensi mencederai semangat demokrasi kampus. Seorang rektor bukan hanya pelaksana tugas administratif, melainkan figur teladan yang menjaga netralitas dan martabat kelembagaan,” kesal Fardin.
Fardin menambahkan, untuk itu dalam semangat Hari Pendidikan Nasional ini, pihaknya menyampaikan harapan tulus kepada rektor aktif Universitas Haluoleo, yang akan mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 2 juli mendatang.
“Kami percaya bahwa beliau memiliki kesempatan untuk mengakhiri kepemimpinan dengan sikap terhormat dengan menjaga jarak dari proses pemilihan dan memastikan netralitas semua pihak. Dengan demikian, beliau dapat dikenang sebagai tokoh pendidikan Sulawesi Tenggara yang menjaga integritas sampai akhir pengabdiannya. Biarkan sejarah mencatat akhir masa jabatan beliau sebagai pemimpin yang bijak, bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pendidikan nasional,” tegasnya.
“Olehnya itu kami meminta dengan tegas kepada Rektor UHO untuk tidak cawe-cawe atau intervensi pemilihan Rektor UHO. Kamu juga meminta kepada seluruh senat sebagai pemilik suara pada pilrek agar tidak memilih calon Rektor yang tidak berintegritas, dimana ada salah satu calon diduga kuat keluar masuk THM dan memiliki banyak selingkuhan,” pungkasnya.
Pada aksi ini masa aksi hanya diperhadapkan pada pihak security kampus, dan tidak berhasil menemui Rektor UHO Prof Muhammad Zamrun Firihu.
Salah satu security yang ditemui salah satu awak media mengatakan Rektor UHO sedang tidak ada di ruangan.
“Sebelum salat Jumat Pak Rektor keluar dan tidak kembali ke kantor,” ujar salah satu security UHO.
Guna memastikan informasi dari security, awak media memasuki gedung rektorat UHO dan memang Rektor UHO dan beberapa pimpinan kampus sudah tidak berada di ruangan.
Awak media ini juga masih berusaha mengkonfirmasi ke pihak Rektor UHO terkait aksi yang dilakukan para mahasiswa.
Editor: Hasrul Tamrin