Muna Barat

Masyarakat Desa Tangkumaho Dukung Penuh Pembangunan Jembatan Tolimbo: Jangan Ada yang Halang-halangi

2873
×

Masyarakat Desa Tangkumaho Dukung Penuh Pembangunan Jembatan Tolimbo: Jangan Ada yang Halang-halangi

Sebarkan artikel ini
Konstruksi pembangunan Jembatan Tolimbo do Desa Tangkumaho, Muna Barat. (Foto: Ist/KR)

KOLOMRAKYAT.COM: MUNA BARAT – Proyek rekonstruksi Jembatan Tolimbo pada jalan kabupaten lokal di Desa Tangkumaho, Kecamatan Napano Kusambi, Kabupaten Muna Barat, akhir-akhir ini menuai sorotan. Terutama penggunaan material proyek. Hal ini mengundang reaksi masyarakat setempat, yang sudah sejak lama mengidam-idamkan pembangunan jembatan.

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Sandana Cipta Barokah dengan pagu anggaran Rp3.167.444.000 ini banyak dipermasalahkan pihak-pihak dari luar Desa Tangkumaho, salah satunya datang dari IMALAK-Sultra yang menuding material yang digunakan merupakan material yang berasal dari kawasan hutan.

Menanggapi hal tersebut, salah satu Tokoh Pemuda Desa Tangkumaho, Sahir Barakati angkat bicara.

Sahir mengatakan, proyek rekonstruksi Jembatan Tolimbo yang berada di Desa Tangkumaho sangat didukung penuh oleh masyarakat, karena sudah lama dinanti nantikan. Sebab, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses untuk menuju ke lahan-lahan pertanian warga yang merupakan mayoritas petani.

Baca Juga :  Warga Mengeluhkan Layanan Kesehatan di RSUD Muna Barat

“Selain dari itu, proses pengusulan pembangunan jembatan ini pada Musrenbang oleh masyarakat setempat sudah memakan waktu bertahun-tahun hingga di tingkat kabupaten. Apalagi ketika hujan turun deras jembatan ini sulit untuk dilalui, dan warga sudah berulang-ulang kali melakukan aksi gotong royong demi pembangunan jembatan ini,” katanya kepada media ini, Selasa (16/9/2025).

Sehingga, sedemikian urgennya jembatan ini untuk dibangun yang menghubungkan Desa Tangkumaho dan Tolimbo. Jembatan ini menjadi aspek penting untuk menunjang perekonomian warga Desa Tangkumaho yang 98 persen perprofesi sebagai petani di Tolimbo.

Menurut Sahir, perihal material yang digunakan yang kemudian dipermasalahkan oleh pihak-pihak lain dari luar Desa Tangkumaho, sesungguhnya tidak mengetahui kondisi dan keadaan riil di lapangan.

Baca Juga :  1.628 Orang Meninggal dan Keluar Daerah Jadi Tanggungan Pemda Muna Barat di BPJS Kesehatan

“Kalau ada yang menyatakan material diambil dari hutan itu keliru, kenyataan di lapangan material yang digunakan berasal dari kebun warga yang sudah berpuluh-puluh tahun diolah dan lahan tersebut tiap tahun selalu di bayar PBB nya, jadi sangat keliru kalau ada yang menganggap lahan tersebut berasal dari kawasan hutan,” ujar mantan Ketua Karang Taruna Desa Tangkumaho ini.

Dikatakannya, material yang sama juga pernah digunakan sebagai Lapis Pondasi Bawah dari pengerjaan jalan Ring Road Laworo, Kabupaten Muna Barat. Lalu kenapa kemudian ada pihak-pihak luar yang baru mempermasalahkan proyek pembangunan jembatan ini.

“Kenapa tidak dari dulu sejak pengambilan material dari pengerjaan jalan Ring Road Kota Laworo. Kalau memang menganggap kabun warga tersebut masih berstatus kawasan hutan,” tegas Sahir.

Baca Juga :  Kepala Desa Tangkumaho Inisiatif Timbun Jalan Berlubang Demi Kenyamanan Warga Rayakan Lebaran

Tolimbo adalah sumber mata pencaharian warga Desa Tangkumaho, sejak dibukanya desa ini pada medio sekitaran tahun 1986 dan mulai difungsikan pada kisaran tahun 2001 sampai sekarang.

Sahir menjelaskan, jembatan penghubung Desa Tangkumaho dan Tolimbo menjadi aspek paling vital dalam akses perekonomian dan kehidupan warga, bukan hanya warga Desa Tangkumaho tetapi sekurang-kurangnya ada 3 desa yang menggunakan jembatan tersebut, sebagai akses menuju lahan-lahan perkebunan yaitu Desa Kombikuno, Tangkumaho, dan Latawe. Bahkan dari Kabupaten Muna dari Desa Lakode sekali waktu menggunakan jembatan ini.

“Jadi kami menganggap tiap upaya siapapun yang mencoba melakukan penghentian proyek rekonstruksi jembatan tersebut, maka kami anggap pihak-pihak tersebut berupaya untuk menghentikan aktivitas pertanian dan akses ekonomi warga di 3 desa yang ada di Kecamatan Napano Kusambi,” pungkasnya.

Laporan: Hasrul Tamrin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!