KOLOMRAKYAT.COM: MUNA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan memprioritaskan perbaikan saluran Irigasi Desa Labulu-bulu, Kecamatan Parigi, demi mengatasi persoalan kekurangan air petani dalam mengolah sawah.
Pemkab Muna juga berterimakasih atas peran Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae telah mengucurkan dana APBN pusat dalam pembangunan saluran Irigasi tersier di Desa Labulu-bulu. Namun saat ini, air belum bisa mengalir dengan baik, inilah yang akan menjadi perhatian Pemkab Muna untuk mendesain atau memodifikasi kembali sehingga air bisa mengalir dengan baik di lahan sawah petani Desa Labulu-bulu.
Ridwan Bae ingin memperjuangkan perbaikan saluran primer Desa Labulu-bulu melalu APBN, namun terkendala dengan aturan. Dimana pembiayaan yang menggunakan dana APBN untuk pembangunan Irigasi primer jika luasan sawah mencapai diatas 3.000 hektar.
Sehingga dirinya mendorong Pemkab Muna untuk menjadikan saluran Irigasi primer Desa Labulu-bulu menjadi pekerjaan prioritas di Muna.
Sementara Bupati Muna LM Rusman Emba melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Muna, Mustajab menyatakan, anggaran memperbaiki Irigasi di Desa Labulu-bulu akan diprioritaskan melalui anggaran yang melekat pada dinas PUPR sebagai perhatian serius dan solusi terbaik.
“Kita akan mengusulkan di APBD Perubahan untuk review desain dan untuk APBD induk 2024 pengerjaan fisiknya. Solusinya pembangunannya, kita akan melakukan review desain atau memodifikasi desain saluran primer supaya saluran air tersier bisa teraliri semua lahan sawah,” ucap Mustajab di ruangan kerjanya, Senin (5 Juni 2023).
Dia menerangkan, saluran Irigasi nantinya akan dirubah dimensinya, mulai dari saluran primer ke tersier serta mengatasi kebocoran di dalam saluran Irigasi yang sudah terdeteksi.
“Setelah dikroscek di lapangan ternyata permasalahannya terdapat banyak kebocoran di saluran air dari primer ke tersier, juga pada saat pembangunan saluran air tersier masih berkapasitas memenuhi 200 hektar lahan sawah sesuai peraturan menteri yang sudah diusulkan pada saat itu. Dalam perjalanannya, saat ini lahan sawah hampir mencapai 600 hektar,” jelas Mustajab.
Dia menambahkan, dengan penambahan luas lahan sawah itu, secara otomotis saluran kebutuhan air tersier diperpanjang dan debit air tidak mencukupi lagi mengaliri lahan sawah petani Desa Labulu-bulu.
Menurutnya, debit air sangat cukup untuk bisa mengaliri seluruh lahan sawah yang ada. Saat ini bila pintu air semua dibuka maka bisa mengaliri semua lahan sawah, tapi berkonsekuensi air disaluran tersier akan meluap.
Laporan: LM Nur Alim
Editor: Hasrul Tamrin