KOLOMRAKYAT.COM: KENDARI – Sebagai ajang silaturahmi di momen bulan suci Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Se- Kota Kendari mengadakan Bincang Santai dan Buka Puasa Bersama tokoh UMKM Sultra Mayjen TNI (Purn) H. Andi Sumangerukka di salah satu hotel berbintang di Kendari, Sabtu (5/4/2024).
Mengusung tema “Membangun Ekosistem UMKM yang Berkelanjutan” momentum ini menjadi wadah bagi para pelaku UMKM saling silaturahmi, tukar pendapat, dan diskusi santai tentang pengelolaan dan pengembangan usaha kepada mantan Pangdam Hasanuddin itu yang juga akrab disapa ASR.
Mayjen TNI (Purn) H. Andi Sumangerukka dalam sambutannya menyampaikan sangat cinta dan mendukung UMKM karena dalam setiap perjalanan di setiap daerah produk UMKM yang selalu dicari. Hanya saja, untuk UMKM yang bergelut dengan produk makanan yang paling utama harus diperhatikan adalah kemasan, karena itu berpengaruh dengan rasa.
Selain kemasan yang berdampak terhadap rasa, ASR juga menyarankan soal tempat juga harus menjadi perhatian. Jika suasana tempatnya mengenakan semua orang bisa datang atau berkunjung. Apalagi didukung dengan penataan tempat yang bagus pasti akan dicari semua orang.
“Hal yang dicari juga suasananya, kalau suasananya mengenakan bisa untuk keluarga, bisa untuk santai, pasti tempat itu akan di cari dimanapun dia berada. Apalagi penataan tempatnya bagus, rasa makanannya enak pasti akan dicari,” kata Andi Sumangerukka.
Menurut dia, hal yang sering menjadi kendala yang dirasakan oleh para pelaku UMKM adalah biaya atau modal sehingga menghambat pengembangan usaha. Khusus di Kendari, Sultra, ia menilai belum ada pabrik kemasan. Sehingga hal ini penting untuk dihadirkan.
Andi Sumangerukka mencontohkan, salah satu produk asli Sultra bahkan sudah jadi tanaman endemik Sultra yaitu Jambu Mente, hasilnya sangat berkualitas dan tidak kalah saing dengan daerah lain. Tapi karena kemasan hasil olahannya sehingga di sini (Sultra,red) menjadi tidak besar nilai ekonominya ketika di produksi, tapi tiba di daerah lain menjadi lebih dengan kemasan yang lebih bagus.
“Yang menjadi masalahnya Jambu Mente itu ada dimana-mana sekarang padahal itu taman paling tua yang ada di Bumi Anoa ini. Bisa jadi semua itu berasal dari sini bahan bakunya, tapi karena dikemas disana (daerah lain) dan dikembalikan di daerah kita hebatnya sudah harus dibeli dengan harga yang mahal,” tutur ASR.
“Jadi sekarang keyataannya seperti itu yang terjadi, kita harus bisa menerima, mungkin saat kita menjual bahan baku kita murah setelah sampai dikemasan bisa berlipat-lipat harganya, lebih mahal apalagi sudah masuk di swalayan harganya sudah pasti mahal ini tantangan kita UMKM,” sambungnya.
ASR menyebutkan salah satu kendala yang dihadapi UMKM di Kota Kendari saat ini adalah masalah kemasan. Semua harus di pesan di Jawa terlebih dahulu baru bisa datang disni. Sehingga menurutnya, penting untuk membangun pabrik kemasan di Kota Kendari agar memudahkan para pelaku UMKM tidak perlu lagi pesan di Jawa untuk kemasan.
Andi Sumangerukka mengaku sudah ada tempatnya, tapi sampai sekarang tidak selesai-selesai susahnya karena tidak punya kewenagan. Walaupun ada ide dan kemampuan dana, masih susah dibangun kalau tidak punya kuasa dalam hal ini kewenagan. Padahal rencana itu dari sejak satu tahun lalu sampai sekarang belum terwujud.
“Memang benar kalau kemauan itu kalau tidak didukung dengan kekuasaan itu sulit, karena bangun pabrik ini banyak syaratnya izin dan lain sebagainya. Sudah ada kemauan ada kemampuan tapi tidak didukung dengan kekuasaan atau kewenagan itu sulit,” terangnya.
“Padahal tujuan kita ingin menbesarkan UMKM yang ada, tapi kita berharap saja sama Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) padahal ‘kue’ kita ini banyak tapi kita berharap sama satu kue saja. Kalau UMKM diberdayakan kemudian jadi besar dan bisa diexpor di luar, itukan luar bisa, bisa menyerap tenaga kerja,” paparnya.
Andi Sumangerukka dalam sambutannya juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada penyelengara kegiatan karena bisa bertatapan muka langsung dengan pelaku UMKM, meskipun ini bukan yang pertama kali tapi yang berkali-kali dan akan seringkali karena memiliki visi yang sama untuk membangun Sulawesi Tenggara.
“Kita tidak akan bisa membangun sesuatu yang langsung besar kalau tidak diawali dengan yang kecil. Seperti kita mau naik anak tangga pasti dari bawah tidak mungkin langsung naik keatas,” pungkasnya.
Laporan: Hasrul Tamrin
ini tampilan gambar iklan: ini tampilan gambar iklan: