Kolom Metro

Pemkot Kendari dapat Bantuan dari Bank Dunia untuk Pengelolaan Sampah

18
×

Pemkot Kendari dapat Bantuan dari Bank Dunia untuk Pengelolaan Sampah

Sebarkan artikel ini
Tim dari Bank Dunia didampingi Tim Kemendagri melakukan kunjungan lapangan di Kota Kendari, Senin (28/8/2023). Foto: Ist
KOLOMRAKYAT.COM: KENDARI – Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, mendapatkan bantuan dana dari Bank Dunia untuk pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
Tim dari Bank Dunia melalui fasilitas Tim Kementerian Dalam Negeri telah melakukan kunjungan lapangan di Kota Kendari untuk memastikan kesiapan Pemerintah Kota, Senin (28 Agustus 2023). Kunjungan terus diterima langsung Pj Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu, Sekretaris Daerah Kota Kendari, dan sejumlah kepala OPD terkait.
Asmawa Tosepu menjelaskan, dengan bantuan Bank Dunia itu Pemerintah Kota Kendari ingin mengembalikan kondisi Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Puuwatu seperti 7 atau 8 tahun lalu, dimana TPA Puuwatu menjadi yang terbaik di Indonesia.

Dikatakan, untuk memaksimalkan kondisi TPA Puuwatu seluas hampir 25 hektar, saat ini Pemerintah Kota Kendari akan membangun TPST lengkap dengan fasilitasnya, pembangunan itu membutuhkan anggaran sekira Rp80 miliar rupiah di tahun 2024.

Baca Juga :  BKAD Kendari Bakal Salurkan THR ASN Pemkot H -10 Lebaran

“Untuk pengembangan TPST TPA Puuwatu telah tersedia kurang lebih 1,6 hektare luasannya dengan sertifikat milik pemerintah kota Kendari,” kata Asmawa, dilansir dari laman Kendarikota.go.id.

Asmawa juga menyampaikan bahwa saat ini pemerintah Kota Kendari telah menyediakan sejumlah anggaran untuk study kelayakan feasibility study (FS) dan rancang bangun rinci detail engineering design (DED) di APBD Perubahan tahun 2023.

“Rencananya peluncuran rencana pembangunan akan dilakukan akhir Desember 2023 dirangkaikan dengan kegiatan Gerakan Inovasi Langsung Aksi dalam penanganan sampah (Gila Sampah),” terang Asmawa.
Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah ( SUPD) II Bina Pembangunan Daerah (Bina Bangda) Kementerian Dalam Negeri, Suprayitno, menjelaskan bahwa program peningkatan penyediaan layanan lokal atau local service delivery improvement project (LSDP) memiliki banyak peminat. Mereka mencatat, di awal sekira 80 daerah mengusulkan, kemudian disaring menjadi 46 daerah dan terakhir tersisa 6 daerah termasuk Kota Kendari.
“Kendari menjadi salah satu contoh karena kesiapan Kota Kendari. Konon kabarnya 5 tahun, 6 tahun lalu, TPA di sini menjadi yang terbaik di Indonesia,” jelasnya.
Program ini ingin membangkitkan kembali pengelolaan persampahan yang pernah ada, sebab program LSDP merupakan upaya untuk meningkatkan manajemen pengelolaan sampah di wilayah perkotaan dari sisi tata kelola pemerintahan, kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat, pemberdayaan masyarakat serta kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha.
Usai berdiskusi dan mengumpulkan sejumlah informasi, tim Kemendagri dan Bank Dunia melanjutkan kunjungan lapangan di TPA Puuwatu.
Di sana mereka kembali berdiskusi dan menggali banyak informasi tentang TPA Puuwatu. Kemudian dilanjutkan melihat mesin pembangkit listrik gas metan yang kembali difungsikan.
Tim juga melihat kondisi kolam lindi yang masih butuh penanganan agar tidak mengganggu lingkungan. Usai kunjungan itu, tim menyempatkan diri melihat salah satu rumah yang menggunakan gas metan sebagai bahan bakar kompor. Lalu berdiskusi dengan para pemulung yang tinggal di kawasan perumahan TPA Puuwatu.
Kunjungan tim ditutup dengan melihat salah satu bank sampah yang aktif di Kota Kendari. (Sumber: Kendarikota.go.id)

Editor: Hasrul Tamrin

ini tampilan gambar iklan:

ini tampilan gambar iklan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!