KOLOMRAKYAT.COM: MUNA BARAT – Masyarakat Muna dan Muna Barat dikejutkan oleh dua guncangan gempa bumi dengan magnitudo 4,4 skala ricter yang terjadi pada Minggu malam (12/10/2025) pukul 22.41 WITA dan berlanjut hingga Senin pagi (13/10/2025) pukul 06.08 WITA dengan magnitudo 4,6 skala richter.
Peristiwa gempa tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan, salah satunya Sekolah Luar Biasa Swasta (SLBS) di Desa Tangkumaho, Kecamatan Napano Kusambi, Muna Barat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, pusat gempa berada di darat, sekitar 22 kilometer timur laut Muna Barat, dengan kedalaman 10 kilometer. Guncangan gempa mencapai skala III-IV MMI, mengindikasikan dampak yang signifikan. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4.77 Lintang Selatan dan 122.59 Bujur Timur ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di Timur Laut Muna Barat.
Lokasi SLBS yang dekat dengan pusat gempa menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Sejumlah dinding mengalami keretakan. Beruntung, saat kejadian belum ada murid-murid yang belajar sehingga tidak ada korban.
Kepala Sekolah SLBS Tangkumaho, Nany Sulastry, S.Pd, mengungkapkan bahwa akibat gempa bumi itu ada tiga bangunan sekolah mengalami retak parah, plafon berjatuhan, dan satu bangunan bahkan miring, nyaris rubuh.
“Untuk sementara waktu, kegiatan belajar mengajar kami alihkan ke luar ruangan dan menggunakan bangunan darurat yang lebih aman, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).
Sudah tiga hari ini pasca kejadian gempa, proses belajar mengajar dialihkan di luar ruangan untuk sementara waktu. Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi murid-murid di SLBS.
Nany Sulastry berharap Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara dan pihak terkait segera memberikan solusi agar kegiatan belajar mengajar dapat kembali normal.
“Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius, mengingat pentingnya pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di SLBS Tangkumaho. Kami berharap ada solusi dari pemerintah untuk kenyamanan anak-anak belajar,” harapannya.
Editor: Hasrul Tamrin











