KOLOMRAKYAT.COM: KENDARI – Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, sebagai salah satu kota yang disebut-sebut sebagai Kota Adipura rupanya masih menyisakan masalah pada pengelolaan sampah. Faktanya, masyarakat masih kesulitan untuk buang sampah.
Sehingga tidak jarang ketika melintas di beberapa ruas jalan di Kota Kendari masih ada beberapa kantong-kantong sampah di pinggir jalan. Contohnya, di Jalan Banteng, Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia. Di kelurahan lain juga demikian. Warga terpaksa membuang kantong sampahnya di pinggir jalan atau di kebun-kebun milik warga yang kosong karena tidak adanya tempat pembuangan sampah yang disediakan oleh pemerintah.
Bahkan, warga harus menempuh jarak jauh untuk membuang sampah di tempat pembuangan sampah (TPS) sementara.
Tidak jarang juga, warga pemilik lahan di Kota Kendari terpaksa harus memasangi lahannya dengan poster “Jangan Buang Sampah Di sini” karena kerap dijadikan tempat pembuangan sampah dadakan, oleh warga lain.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu, mengakui hal tersebut. Dikatakannya, kalau soal pengelolaan sampah, Pemerintah Kota Kendari sudah cukup punya pengalaman yang luar biasa sejak 8 sampai 10 tahun yang lalu dijadikan percontohan, tapi kemudian setelah itu tidak pernah lagi dilakukan pengelolaan secara bagus.
“Oleh karena itu, hari ini atau saat ini Pemkot Kendari sedang berusaha mengembalikan kejayaan tersebut,” katanya, Jumat (22/9/2023).
Asmawa mengatakan, soal tempat-tempat sampah yang kurang memang benar adanya, dan tempat pembuangan sampah (TPS) sementara yang ada di pinggir jalan pelan-pelan dihilangkan, karena itu mengganggu.
“Tetapi upaya kita sementara, di setiap kecamatan sampai kelurahan ada dibagikan tempat sampah atau tong sampah bagi warga masyarakat, sehingga pengelolaannya bisa mandiri. Tapi upaya tersebut hanya sebagai percontohan dulu, karena langkah ini terkait dengan pembiayaan atau keterbatasan anggaran,” ujarnya.
Akan tetapi, Asmawa optimis, beberapa bulan ini sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat maupun dari Bank Dunia. Sehingga ia targetkan tahun 2024 Kota Kendari sebagai salah satu daerah di Indonesia yang menjadi percontohan pengelolaan sampah.
“Di Indonesia hanya ada enam daerah yang masuk menjadi daerah percontohan tempat pengelolaan sampah terpadu, salah satunya Kota Kendari, dan Pemkot siap menyongsong program tersebut karena itu berkelanjutan serta dibiayai Bank Dunia,” bebernya.
Upaya pembagian tong sampah mandiri di setiap kelurahan dinilai belum efektif, Pj Walikota menegaskan, hal itu bukannya tidak efektif, akan tetapi upaya itu sebagai bentuk pilot project, belum massal.
“Kita buat percontohan dulu, apakah begini lebih efektif atau tidak, jangan kebijakan itu program belum dilaksanakan kita sudah bilang tidak efektif. Kita coba dulu, sekarang ini kan baru pilot project atau percontohan, itupun tidak semua warga masyarakat di kelurahan itu mendapatkan bantuan tong sampah tersebut, dipilih oleh lurah, kemudian kita liat seperti apa efektivitasnya,” terangnya.
Pejabat Kemendagri itu meyakini dengan cara seperti itu rasa-rasanya akan ada kesadaran masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri secara mandiri. Jadi mana sampah yang bisa dikelola sendiri, mana sampah yang akan dibuang.
“Harapan kita berikan kesempatan kepada pemerintah dan masyarakat untuk mencoba menerapkan kebijakan baru, karena selama ini kan sampah hanya dibuang di pinggir jalan yang ada TPS sementara, sekarang kita coba agar tidak dibuang di situ, tapi kelolah sendiri oleh warga nanti akan dijemput oleh petugas kebersihan masing-masing kelurahan,” pungkasnya.
Laporan: Hasrul Tamrin
ini tampilan gambar iklan: ini tampilan gambar iklan: