KOLOMRAKYAT.COM: MUNA – Plt Bupati Muna Bachrun Labuta melaunching perdana operasi Pabrik Jagung di Desa Bea, Kecamatan Kabawo, Kabupaten Muna, Selasa (26 Maret 2024).
Adanya pabrik Jagung ini digadang-gadang bisa mengatasi masalah petani mendapatkan kepastian harga dan bisa menjadikan Jagung petani berkualitas ekspor dengan kadar air 15 persen.
Plt Bupati Muna sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT. Datu Nusra Agribisnis (DNA) yang bisa berpihak kesejahteraan kepada petani.
“Kadar air yang sudah dalam kerja sama yakni 15 persen dengan harga 4.200 perkilogram. Terkait harga akan ditentukan dengan mutu dan kualitas jagung,” kata Bachrun saat melaunching operasi perdana Pabrik Jagung di Desa Bea Kecamatan Kabawo, Selasa (26/3/2024).
“Dari kontrak jagung yang keluar dari pabrik, Pemda Muna menerima manfaat 2 persen menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai kontribusi pembangunan daerah,” tambahnya.
Dirinya menyampaikan, akan mendorong petani dengan produksi yang tinggi, rugi bila hasil produksi 4 ton per hektar, Pemda Muna akan menyediakan benih dengan target produksi diatas 10 ton per hektar sekali panen.
Dia juga menyampaikan, ada beberapa daerah yang maju karena jagung seperti halnya Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kabupaten Dompu yang sebelumnya menjadi daerah termiskin setelah mengembangkan jagung menjadi Kabupaten terkaya kedua di NTB. Di Muna, selain didukung oleh pabrik, sumberdaya alam tanah Muna mendukung untuk mengembangkan jagung.
“Sebagai percontohan, saya menganggarkan untuk penanaman jagung sebesar Rp 4 miliar yang dimulai dari Birokrasi untuk menjadi contoh teladan ditengah masyarakat sehingga masyarakat khususnya petani ikut tergerak menanam jagung di pelosok Desa-desa di Kabupaten Muna,” tutur Bachrun.
Dia mengaku, bila terus dipercaya memimpin Muna, akan membangun pabrik jagung di daerah Desa Wakadia dan Muna Timur sehingga panen jagung bisa terserap di semua wilayah Kabupaten Muna dan bisa menjadi PAD bagi daerah Kota Raha dan Kabupaten Muna Timur bila mekar nantinya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas TPHP Muna, La Ode Anwar Agigi menjelaskan, fasilitas pembangunan pabrik jagung menjamin tiga hal, yakni, menjamin kepastian serapan jagung, kepastian harga, dan kepastian mutu.
“Alhamdulillah, Plt Bupati Muna sudah menandatangani kepastian harga jagung,” ucapnya.
Menurutnya, berdasarkan aturan Permendagri nomor 19 tahun 20216 tentang pedoman pemeliharaan pengelolaan barang milik daerah, Pabrik jagung dalam pengelolaannya bisa diserahkan ke dinas dan bisa mengikuti sertakan pihak lain.
“Saat ini kita sudah louching operasi perdana yang juga bermitra dengan Bulog,” ujarnya.
Ia menyampaikan, rancang bagunan pabrik jagung dengan konsep hulu hilir harus menjadi pintu masuk untuk mencari jagung di Sultra.
“Satu-satunya Kabupaten yang membangun pabrik jagung menggunakan APBD hanya Kabupaten Muna. Jagung yang masuk kedalam pabrik tidak memiliki sapah, semua bisa diolah termaksud limbah jagungnya,” bebernya.
Anwar mengungkapkan, pabrik bisa digunakan sebagai penampung tunda jual ketika harga rendah.
“Kita harus bisa memastikan kepada petani, bahwa ada yang bisa membeli dan menampung hasil panen ketika harga jatuh dipanen raya,” ungkapnya.
Dia juga menuturkan, untuk memanstikan pasokan jagung dipabrik tetap ada, maka akan ada perjanjian kemitraan dengan kelompok tani.
“Kita akan tahu secara berkala jagung yang masuk dipabrik sehingga kebutuhan jagung terus terpenuhi setiap harinya,” tutupnya.
Laporan: LM Nur Alim
Editor: Hasrul Tamrin