KOLOMRAKYAT.COM: KENDARI – Upaya pemerintah Kota Kendari untuk mengembalikan fungsi ruang publik atau ruang terbuka hijau kawasan sekitar Tugu Religi Eks MTQ Kendari yang kini dihuni pelaku UMKM dengan membangun kios, terus bergulir.
Ruang terbuka hijau yang kini menjadi lapak tempat berjualan para pelaku UMKM, dinilai Pemkot Kendari kumuh. Sehingga merusak citra keindahan di tengah-tengah Kota Kendari atau pusat kota. Dan harus di tata sesuai peruntukannya.
Akan tetapi, seiring waktu ditengah upaya dan rencana pemerintah kota untuk menata kawasan tersebut mendapatkan penolakan dari para pelaku UMKM. Berbagai isu pun mencuat ke publik.
Merespon hal itu, Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup, mengatakan rencana pemerintah kota untuk mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau di kawasan MTQ khususnya di bagian luar yang menjadi kewenangan pemerintah kota, semata-mata hanya untuk menata pedestrian jalan agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai peruntukannya.
“Tapi kenapa seiring upaya pemerintah kota untuk menata ini, justru banyak isu yang berkembang yang tidak karu-karuan, padahal niat kita semata-mata hanya untuk membangun dan menata Kota Kendari yang kita cintai bersama ini,” kata Muh. Yusup, Sabtu (27/4/2024).
Dikatakannya, rencana pemerintah kota untuk menertibkan wilayah sekitar MMTQ tidak ada tendensi kepentingan apapun selain untuk membangun kota ini. Pasalnya, hingga saat ini, menurut dia, tidak ada titik yang bisa disebut sebagai pusat kota. Padahal ada MTQ yang letaknya persis ada di tengah kota, tapi keadaan dan kondisinya tidak memungkinkan atau kumuh.
“Selama ini dianggap pemerintah tidak peduli dengan kotanya, coba bayangkan masyarakat jika ditanya dimana pusat kota pasti bingung, itulah yang terbesit dibenak saya untuk menata dan membantu kota ini,” ucapnya.
“Hanya saja kenapa, niat baik kita untuk menata kota ini ditanggapi miring, dianggap kita gila urusan, tidak tau tugasnya sebagai Pj Wali Kota, dibalangkan hanya mementingkan etnis tertentu, mau maju calon wali kota, macam-macam, padahal kalau saya mau malas pusing kan saya hanya sebagai Pj beberapa bulan, ngapain urus itu, tapi karena kecintaan kita pada Kota Kendari ini, sehingga kita punya kewajiban untuk menata kota ini,” sambung Pj Wali Kota mencurahkan niatnya membangun kota.
Pj Wali Kota bilang, kawasan MTQ merupakan pusat kota yang harus dirapikan dan di tata dengan baik, supaya bisa menjadi wajah kota selayaknya sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pasalnya, jika berkaca dari daerah-daerah lain di Indonesia tidak ada pusat kota yang sekumuh sama dengan Kota Kendari.
“Coba liat Karebosi, Makassar, dulu joroknya minta ampun, coba liat Surabaya dulu bagaimana kumuh dan joroknya juga bukan main, tidak karu-karuan, tapi liat sekarang adakah PKL di pinggir jalan,” ucap Pj Wali Kota mencontohkan penataan pusat kota.
Dia bilang, penertiban pelaku UMKM di wilayah tersebut bukan berarti tidak mendukung pelaku UMKM, namun pelaku UMKM atau PKL ada tempat dan ruangnya. Masih banyak pasar-pasar di Kota Kendari ini yang masih kosong.
“Bukan pemerintah melarang, tapi justru pemerintah melindungi masyarakatnya, mengatur masyarakat, mensejahterakan masyarakat, tapi ada aturannya, harus menempati ruang-ruang sesuai peruntukannya, kalau itu ruang publik tidak boleh di situ ada PKL, itu tempat orang berolahraga dan santai-santai,” terang Pj Wali Kota.
Di sisi lain, kawasan luar sekitar MTQ merupakan aset daerah, namun pada peruntukannya pemerintah daerah tidak mendapat pemasukan atau retribusi apapun dari para pelaku UMKM yang menempati wilayah tersebut, justru ada oknum tertentu yang memanfaatkan itu mencari keuntungan pribadi dan itu melanggar aturan.
Parahnya lagi, Pj Wali Kota menduga dengan kondisi seperti sekarang ini jangan sampai kawasan tersebut justru dijadikan sebagai tempat kejahatan asusila, narkoba, kriminal,main judi dan lain sebagainya.
“Liat apa yang terjadi, karena para pelaku UMKM ini menempati ruang itu pasar-pasar kita menjadi kosong, semua memilih berjualan diatas trotoar, tidak ada yang mau berjualan di pasar yang ada berjualan di pinggir jalan, itukan bukan peruntukannya, mestinya pelaku UMKM kita ini masuk di pasar,” paparnya.
Olehnya itu, dia berharap agar masyarakat maupun elemen-elemen lain dari pemerintah bisa mendukung rencana pembangunan atau penataan kawan tersebut agar Kota Kendari ini bisa memiliki wajah tersendiri, punya pusat kott yang jelas, dan bisa lebih aman, nyaman serta bahagia.
Laporan: Hasrul Tamrin