KOLOMRAKYAT.COM: KENDARI – Pemerintah Kota Kendari menyampaikan turut berdukacita atas meninggalnya seorang balita Fani berusia 13 bulan di lorong Puao, RT 31/RW 07, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, akibat jatuh di saluran drainase atau gorong-gorong hingga terseret arus banjir yang melanda saat hujan deras pada Senin, 4 Maret 2024 dini hari tadi.
Hujan deras yang mengguyur Kota Kendari pada Minggu malam, 3 Maret 2024 hingga Senin dini hari, menyebabkan sebahagian wilayah Kota Lulo itu tergenang banjir, salah satunya di Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia.
Menindaklanjuti peristiwa tersebut, Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Pemerintah Kelurahan Bende kembali memastikan peristiwa tersebut, setelah pagi sebelumnya Lurah Bende turut ikut mengevakuasi korban bersama tim Basarnas Kendari bersama TNI-Polri yang membantu mengevakuasi mayit korban yang ditemukan tidak bernyawa, tidak jauh dari tempat jatuhnya bersama Ibunya.
Kronologi Kejadian
Fani menjadi korban saat orang tuanya mengungsi karena rumah kos tempat tinggalnya kebanjiran. Awalnya orang tua Fani, Sumardin dan Dea beserta kakak sulungnya yang juga masih anak-anak sudah sampai ke rumah ketua RW 06 yang dia tuju untuk mengungsi sembari membawa beberapa barang berharga miliknya.
Namun kondisinya yang basah dan kotor, sehingga dia memilih ke rumah Ketua RT 31 sebagai tempat mengungsi sementara. Petaka tiba, ketika berjalan dari rumah Ketua RW 6 menuju ke rumah ketua RT 31 yang hanya dibatasi drainase, disitulah Dea terjatuh terpeleset dari pinggir drainase bersama Fani.
Kaki Dea menginjak sudut drainase yang digenangi air karena dia menganggap drainase tersebut adalah jalan setapak yang menuju belakang rumah Ketua RT 31.
“Saat mengungsi mereka hanya sampai di teras rumah. Sempat di panggil masuk sama orang dalam rumah tapi mereka tidak masuk ke dalam rumah. Mungkin karena situasi teras rumah semakin tinggi air luapan banjir dan kontor, sehingga mereka pergi meninggalkan teras, tapi pas pergi itu Ibunya terpeleset pinggir drainase itu, dari situmi jatuh,” cerita Fahmi yang sempat ikut membantu mengevakuasi korban bersama Ibunya.
Lanjut dia, setelah terjatuh, Sumardin atau Ayah Fani yang sedang bersama kakaknya yang juga masih anak-anak sempat berusaha menolong, nahasnya, Fani sudah terseret arus setelah lepas dari gendongan Ibunya ketika terpeleset dalam saluran gorong-gorong. Ibu korban pun ikut terseret hingga di ujung gorong-gorong. Akan tetapi korban sudah tidak ditemukan saat itu, hanya ibu korban yang keluar dari saluran gorong-gorong.
“Kita dengar ada yang terseret kita langsung lari bantu, sempat saya bersama Bapakku (ketua RT) bantu jaga di sudut tembok (ujung gorong-gorong) tapi kita tidak dapat anaknya hanya ibunya yang berhasil kita tarik,” ujar Fahmi anak Ketua RT yang pertama kali melakukan pertolongan bersama bapaknya.
Atas kejadian tersebut Fani sempat dinyatakan hilang beberapa jam. Petugas Basarnas bersama warga setempat pun turut membantu mencari korban hingga menyusuri saluran drainase hingga sungai Wanggu, namun tidak ditemukan.
Sekira pukul 08.25 Wita, Fani berhasil di temukan tim pencarian tidak jauh dari ujung gorong-gorong tempatnya terjatuh bersama Ibunya sekira 20-25 meter. Ia ditemukan disela-sela pohon pisang sekitar drainase.
Setelah ditemukan di hamparan pohon pisang, korban yang sudah tak bernyawa dilarikan di RSUD Kota Kendari, namun sudah tidak tertolong lagi.
Kini orang tua korban telah membawa korban ke kampung halamannya di Batugong, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe untuk di makamkan.
Lurah Bende, Erik Rafsanjani, menjelaskan, berdasarkan keterangan Ketua RT dan Ketua RW, setelah korban tak ditemukan. Warga bahu membahu mencari korban secara manual, sekira pukul 5.00 dini hari tim SAR (Basarnas) datang untuk menolong dan melakukan pencarian lebih jauh dari lokasi kejadian di lorong Puoa. Hingga pagi pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan tak membuahkan hasil.
“Sekitar pukul 8.25 itu baru ditemukan tidak jauh dari tempat kejadian,” ungkap Erik.
Informasi yang dihimpun media ini, orang tua korban merupakan warga baru yang tinggal sekira dua bulan di sebuah kamar kos di lorong Puao, Kelurahan Bende, sehari-harinya ayah korban berprofesi sebagai ojek online.
Atas kejadian itu, Pemerintah Kota Kendari menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Kepala Dinas kominfo, Nismawati, menyampaikan Pemerintah Kota Kendari dalam hal ini aparat di tingkat Kelurahan Bende, ketua RT, ketua RW dan Lurah Bende serta kepala Puskesmas Perumnas sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan korban, tetapi karena kejadian itu tiba-tiba dan kondisi tempat kejadian yang agak gelap dan arus yang begitu deras menyebabkan Fani tidak dapat diselamatkan.
“Kami dari pemerintah Kota Kendari turut berdukacita atas kejadian ini. Peristiwa ini merupakan suatu musibah yang cukup memilukan, niat ibu Dea meninggalkan tempat kost untuk menyelamatkan anaknya yang masih berusia 13 bulan mengungsi sementara di rumah pak RT justru membuat anaknya pergi untuk selamanya. Semoga kedua orang tua Fani diberi kesabaran dan keikhlasan,” ucapnya, usai melihat dan memastikan tempat kejadian.
Dikatakannya, berdasarkan arahan Sekda Kota Kendari Dr. Drs. Ridwansyah Taridala, M.Si saat rapat tadi pagi Senin, 4 Maret 2024, Dinas Sosial diminta untuk memberikan bantuan pada keluarga korban.
“Rencananya, Pemkot akan memberikan bantuan, setelah orang tua korban kembali dari kampung halaman di Konawe. Pj Wali Kota Kendari akan menyerahkan bantuan secara langsung,” pungkasnya.
Laporan: Hasrul Tamrin
ini tampilan gambar iklan: ini tampilan gambar iklan: